Dibalik Layar Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Gwidev.co.id – Tanggal 17 Agustus merupakan tanggal yang begitu sakral untuk masyarakat Indonesia. Kamu juga pasti sangat menantikan kehadiran hari istimewa ini setiap tahunnya. Indonesia sudah merdeka sejak 71 tahun yang lalu, namun hari ini tetap dikenang dan disampaikan pada generasi-generasi selanjutnya. Oh ya, ada beberapa fakta tentang hari Kemerdekaan Indonesia yang tidak diajarkan di sekolah. Kisah dibalik layar Kemerdekaan negara tercinta kita ini mungkin bisa mengejutkan kamu. Kira-kira kamu sudah mengetahui semua fakta di bawah ini?
1. Upacara Kemerdekaan Indonesia berlangsung dengan sangat sederhana
Ternyata upacara pertama Republik Indonesia itu tidak semegah dan semeriah sekarang. Tidak ada yang namanya pasukan khusus pengibar bendera. Tidak ada gegap-gempita lagu-lagu orkestra. Namun terbilang sangat bersejarah karena di saat itulah Indonesia pertama kalinya merasa bebas.
2. Presiden Soekarno membaca teks Proklamasi dalam keadaan sakit
Sakit yang sedang beliau derita bukanlah sakit sembarangan, yaitu gejala malaria. Maka dari itu satu jam sebelum Proklamasi berlangsung, Presiden Soekarno mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur. Beruntungnya beliau mampu menghadiri upacara Proklamasi hingga selesai. Bahkan membacakan Teks Proklamasi dengan sangat tenang dan berwibawa.
3. Bendera Pusaka Merah Putih terbuat bukan dari kain biasa
Di buku pelajaran sekolah disebutkan yang menjahitkan Bendera Pusaka adalah Ibu Fatmawati, namun tidak pernah disebutkan kain apa yang digunakan. Ternyata kain yang digunakan adalah kain sprei.
4. Negatif foto Proklamasi nyaris dirampas Jepang
Memang sepertinya saat itu Jepang belum bisa menerima sepenuhnya Indonesia yang merdeka. Para tentaranya pun meminta paksa negatif foto dari dokumentasi yang dilakukan oleh Frans Mendoer. Dialah yang merekam semua peristiwa lahirnya Kemerdekaan Indonesia. Beruntungnya Frans cukup cepat bertindak, saat tahu akan disidak ia menyembunyikan negatif foto itu di bawah pohon. Bisa dibayangkan jika Frans tidak menyembunyikan negatif itu dan negatifnya berhasil direbut tentara Jepang, pasti Indonesia tidak akan punya dokumentasi hari bersejarah itu.
5. Teks Proklamasi yang asli tidak disimpan oleh Pemerintah selama 42 tahun lamanya
Ternyata naskah asli Proklamasi tidak disimpan oleh Pemerintah, malah ditemukan di tempat sampah oleh seorang wartawan bernama BM Diah. Kertas yang ditemukan BM Diah adalah naskah awal saat Teks Proklamasi masih dirancang. Naskah yang sudah fix memang disimpan oleh Pemerintah. Namun BM Diah kemudian menyimpannya hingga tahun 1992 ia menyerahkan naskah itu pada Presiden Soeharto.